Pemeriksaan Penunjang Diagostik pada Pilek Alergi

Pendahuluan

Skin Prick Test (SPT) merupakan pemeriksaan baku emas diagnosis alergi. Skin prick test tidak invasif, aman, hasil dapat diperoleh secara cepat (15-20 menit), lebih murah dibandingkan pemeriksaan IgE spesifik dalam darah, dan mempunyai hasil yang cukup baik.

Skin prick test merupakan pemeriksaan alergi dengan cara mengukur respon dari degranulasi sel mast setelah terpapar suatu alergen (mengukur hiper-reaktivitas sel T4).1 Skin prick test berperan untuk identifikasi alergen penyebab sehingga penting dalam penentuan terapi, termasuk kontrol lingkungan dan imunoterapi.

SPT merupakan metode diagnostik paling akurat untuk menunjukkan bahwa alergen spesifik telah menginduksi respons spesifik antibodi IgE, sehingga dianggap sebagai baku emas deteksi antibodi IgE.

Namun pemeriksaan SPT memiliki beberapa kelemahan, di antaranya tidak dapat dilakukan pada pasien dengan dermatografisme, hamil, bayi dan balita, dan sedang menjalani terapi obat tertentu seperti antihistamin dan beta bloker.2

Prosedur

Bahan dan alat yang diperlukan adalah ekstrak alergen, jarum khusus SPT, kapas alkohol 70%, dan kit anafilaktik. Proses ini akan menimbulkan rasa sakit namun tidak akan membuat perdarahan. Cara pemeriksaan SPT yang dilakukan antara lain :3

  1. Tes dilakukan di bagian volar lengan bawah. Bagian kulit yang akan dites dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian ditunggu sampai kering.
  2. Batas tiap alergen digambarkan dengan pulpen sebanyak jumlah alergen yang akan dites.
  3. Alergen diteteskan di tempat yang telah ditandai. Jarak tiap tetesan alergen 2-3 cm untuk menghindari dua alergen yang kemungkinan bereaksi positif. Kontrol positif (larutan histamin fosfat 0,1%) dan kontrol negatif (larutan phosphatebuffered saline dengan fenol 0,4%) juga diteteskan.
  4. Dilakukan tusukan dangkal dengan jarum khusus pada masing-masing alergen yang telah diteteskan. Jarum yang digunakan harus baru pada tiap tusukan untuk masing-masing tetesan. Tusukan dijaga jangan sampai menimbulkan perdarahan.
  5. Tes dibaca setelah 15-20 menit. Hasil dikatakan sahih/valid bila diameter kontrol positif >3 mm dan kontrol negatif.

Hasil positif berarti alergen tersebut bereaksi dengan IgE spesifik pada permukaan sel mast kulit. Interpretasi tes kulit positif tergantung dari riwayat pasien dan gejala klinis yang dipacu pajanan dengan alergen. Komplikasi harus diwaspadai, misalnya asma, rinitis, urtikaria, syok anafilaksis.3

2. Hitung IgE spesifik

Apa itu tes darah?

Tes darah adalah ketika sampel darah diambil dari tubuh untuk diuji di laboratorium. Dokter memerintahkan tes darah untuk memeriksa hal-hal seperti kadar glukosa, hemoglobin, atau sel darah putih. Ini dapat membantu mereka mendeteksi masalah seperti penyakit atau kondisi medis. Terkadang, tes darah dapat membantu mereka melihat seberapa baik suatu organ (seperti hati atau ginjal) bekerja.4

Apa itu tes IgE?

Tes imunoglobulin E (IgE) mengukur tingkat IgE, sejenis antibodi. Antibodi dibuat oleh sistem kekebalan untuk melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan alergen. Antibodi IgE biasanya ditemukan dalam jumlah kecil di dalam darah, tetapi jumlah yang lebih tinggi dapat menjadi tanda bahwa tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen. Ini dapat menyebabkan reaksi alergi. Level IgE juga bisa tinggi saat tubuh melawan infeksi parasit atau dengan beberapa kondisi sistem kekebalan.

Tes IgE termasuk diagnosa alergi berbasis molekuler, menggunakan strategi single-plex dan multi-plexed dan tes lain yang lebih fungsional, seperti Tes Aktivasi Basofil memungkinkan untuk lebih menentukan profil IgE pasien. Pendekatan ini sejalan dengan usaha dalam memberikan pengobatan yang presisi.4,5

Bagaimana Tes IgE Dilakukan?

Tes IgE dapat dilakukan jika pasien memiliki tanda-tanda kemungkinan alergi, masalah sistem kekebalan, atau infeksi parasit. Sebagian besar tes darah mengambil sedikit darah dari vena. Maka yang akan dilakukan dalam penggambilan sample adalah : 4

  • Membersihkan kulit
  • Letakkan pita elastis (tourniquet) di atas area tersebut agar pembuluh darah membengkak dengan darah
  • Memasukkan jarum ke pembuluh darah (biasanya di lengan di dalam siku atau di punggung tangan)
  • Tarik sampel darah ke dalam botol atau jarum suntik
  • Lepaskan karet gelang dan lepaskan jarum dari vena

Pada bayi, pengambilan darah terkadang dilakukan dengan  “heel stick collection.”. Setelah membersihkan area tersebut, tenaga kesehatan akan menusuk tumit bayi dengan jarum kecil (atau lanset) untuk mengambil sedikit sampel darah.Pengambilan sampel darah hanya untuk sementara waktu tidak nyaman dan bisa terasa seperti tusukan jarum yang cepat. Sampel darah diproses oleh mesin, dan mungkin perlu waktu beberapa hari agar hasilnya tersedia. Jika hasil tes menunjukkan tanda-tanda masalah, dokter mungkin memesan tes lain untuk mencari tahu apa masalahnya dan bagaimana mengobatinya.Tes IgE adalah prosedur yang aman dengan risiko minimal. Beberapa pasien mungkin merasa pingsan atau pusing karena pengambilan darah. Memar kecil atau nyeri ringan di sekitar lokasi tes darah biasa terjadi dan dapat berlangsung selama beberapa hari.3,4

3. Nasoendoskopi

Nasoendoskopi adalah prosedur diagnostik untuk memeriksa rongga hidung, tenggorokan, dan laring atau kotak suara. Prosedur ini menggunakan endoskopi, sebuah perangkat teleskop khusus yang dimasukkan melalui rongga hidung hingga ke dasar tenggorokan untuk mengambil gambar dan video dari struktur tersebut. Endoskop adalah alat yang sangat efektif untuk mendiagnosis pertumbuhan abnormal di dalam rongga hidung. Sebagai permulaan, pasien biasanya diberi dekongestan hidung dan bila perlu anestesi lokal. Untuk memudahkan proses manipulasi kepala, pasien harus dalam posisi duduk selama prosedur berlangsung.4

Cara Kerja5

  1. Endoskop dimasukkan perlahan melalui rongga hidung hingga nasofaring.
  2. Scope didorong sembari membuat catatan mengenai struktur di sekitarnya
  3. Setelah memeriksa seluruh bagian nasofaring, jalan masuk kedua dibuat di antara turbinat tengah dan dalam dengan panduan endoskop untuk mengambil gambar dari struktur dan bagian-bagian di sekitarnya.
  4. Untuk jalan masuk ketiga, dokter perlu mengubah posisi kepala pasien agar proses evaluasi celah olfactory menjadi mudah.
  5. Scope akan digunakan untuk melihat apakah ada luka atau polip
  6. Pasien sesekali diminta untuk bicara, menelan, menggembungkan pipi, atau mengeluarkan lidah saat endoskop menjelajahi rongga hidung.5

Gambaran Rinitis alergi pada Nasoendoskopi

Hipertrofi konka
Mukosa livid dan sekret encer

Referensi

  1. Birch K, Shaver ALP. “Allergy Testing”. [Internet]. 2020. StatPearls Publishing. PMID : 30725705. Diikutip dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537020/.
  2. Pawankar R, Holgate ST, Canonica GW, Lockey RF, Blaiss MS. WAO white book on allergy. Wisconsin: World Allergy Organization; 2013. p. 27.
  3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Pedoman Pelayanan Unit Kerja Ruang Prosedur Invasif Alergi-Imunologi Klinik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM; 2015.
  4. Ansotegui, Ignacio J., et al. “IgE allergy diagnostics and other relevant tests in allergy, a World Allergy Organization position paper.” World allergy organization journal 13.2 (2020): 100080.
  5. Bhattacharyya N, Lee LN. Evaluating the diagnosis of chronic rhinosinusitis based on clinical guidelines and endoscopy. Otolaryngol Head Neck Surg. 2010 Jul. 143(1):147-51
  6. ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), 2010, ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) report 2010. Canada: World Health  Organization.

Credit :

Hafidh Bagus

Kusumaningtyas Ayu

Aysha Nurin

Putri Nurwidayaningtyas

Agung Satria

dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.THT-KL., MSi.Med

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *